Abmas ITS Dampingi UMKM Desa Maksimalkan Produk Susu

    Abmas ITS Dampingi UMKM Desa Maksimalkan Produk Susu
    Produk olahan susu seperti bolu gulung susu, kerupuk susu sapi, dan olahan susu lainnya oleh pelaku UMKM Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Jawa Timur

    BATU —  Desa Pesanggrahan, Batu, Jawa Timur memiliki tingkat produksi susu yang cukup tinggi. Guna tingkatkan daya saing dan maksimalkan produk susu, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) dan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) selenggarakan lokakarya untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Sabtu (16/7/2022).

    Ketua tim KKN Abmas, Dr Dra Melania Suweni Muntini MT mengungkapkan bahwa Kota Batu merupakan salah satu kota yang memiliki sapi perah terbesar di Jawa Timur. Tak heran, Jawa Timur termasuk produsen susu sapi segar terbesar di Indonesia pada tahun 2021, yaitu sebesar 558.758 ton.

    Desa Pesanggrahan merupakan sentra utama peternakan sapi perah di Kota Batu. Pada tahun 2015 lalu, desa ini mampu memproduksi lebih dari dua juta liter susu sapi per tahunnya dan menggunakan desa dengan produksi susu tertinggi di Kota Batu. “Melihat potensi Desa Pesanggrahan yang melimpah, kami tim KKN Abmas akan membantu pelaku UMKM untuk memaksimalkan penjualan, ” terangnya.

    Selaras dengan yang disampaikan Melania, salah satu tim KKN Abmas, Dr Dr Dra Agnes Tuti Rumiati MSc berkata meskipun menjadi produsen terbesar di Jawa Timur, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini masih memiliki berbagai kendala. Hal ini terlihat dengan tidak konsistennya jumlah penjualan dan pemasaran produk yang belum serba digital. “Kita berusaha untuk berbagi ilmu dan mendampingi pelaku UMKM untuk mengatasi berbagai kendala yang ada, ” imbuhnya.

    Antusiasme ibu-ibu pelaku UMKM Desa Pesanggrahan saat melakukan diskusi dengan tim Abmas ITS

    Agnes melanjutkan, pendampingan atas kendala yang dialami UMKM di desa tersebut akan dilakukan hingga proses sirkulasi perdagangan di Desa Pesanggrahan berjalan dengan lancar. Melalui digitalisasi perdagangan, penjual dan pembeli seharusnya akan lebih mudah dalam bertransaksi. “Para pelaku UMKM harus mampu beradaptasi terhadap teknologi, terutama digitalisasi agar bisa bersaing dengan produk lainnya, ” ucap Kepala Pusat Kajian Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut.

    melihat banyaknya pesaing yang menjual produk yang sama dengan pelaku UMKM Desa Pesanggrahan, Agnes juga memberi masukan bahwa UMKM harus berorientasi pada konsumen. Salah satu caranya adalah tidak hanya menjual produk yang dirasa enak untuk mereka saja, tetapi juga menjual barang yang disukai konsumen. “Kita harus fokus terhadap konsumen jika kita ingin produk tersebut, ” jelas Agnes.

    Dr Dra Agnes Tuti Rumiati saat menyampaikan materinya kepada pelaku UMKM Desa Pesanggrahan

    Melania mengungkapkan bahwa ia berharap kegiatan ini dapat membantu UMKM untuk terus berkembang. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini adalah titik awal untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. “Kedepannya, akan lebih banyak kegiatan yang kita lakukan untuk memaksimalkan potensi UMKM di Desa Pesanggrahan ini, seperti branding, digitalisasi, dan kegiatan lainnya, ” pungkas ketua tim KKN abmas ini. (*)

    Reporter: Thariq Agfi Hermawan

    Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal

    batu
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Lemkapi Minta Seluruh Pihak Tak Berspekulasi...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Mengapa Finlandia dan Denmark Lebih Bahagia Daripada Amerika Serikat
    Hana Rawhiti Maipi-Clarke: Anak Muda yang Mengguncang Parlemen Selandia Baru
    Hendri Kampai: Rapat Kerja dengan Jaksa Agung RI, Komisi III DPR RI Makin Menyala
    Peduli Iingkungan, Panglima TNI Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan di Area Mabes TNI

    Ikuti Kami