Mahasiswa Harus Terbiasa dengan Konferensi Internasional

    Mahasiswa Harus Terbiasa dengan Konferensi Internasional
    Bakdiyatul Mukarromah saat membagikan pengalamannya. (Foto: SS Zoom)

    SURABAYA – Konferensi Internasional merupakan salah satu kegiatan yang sering dilewatkan oleh mahasiswa. Nyatanya, kegiatan ini juga merupakan ajang yang baik untuk menambah wawasan baru terkait dunia luar. Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, Bakdiyatul Mukarromah, membagikan pengalamannya yang akan mengikuti konferensi internasional yang diadakan oleh PPI Aachen dan PPI Jerman di RWTH Aachen University.

    Mulanya, ia memberikan alasan penting mengapa konferensi internasional bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menimba ilmu, antara lain untuk menambah relasi dengan kawan dari dalam maupun luar negeri dan mengenal kultur, budaya, serta perbedaan waktu di negara lain.

    “Pengalaman konferensi menurutku berkesan karena beda dengan lomba biasa atau seminar. Kalian mungkin hadir berbicara seperti ini, itu berbeda dengan datang ke konferensi internasional, ” ujar peraih medali emas pada Kompetisi I2ASPO itu.

    Ia juga menambahkan bahwa akan lebih baik apabila selama konferensi, kita menambah relasi dari negara lain yang dapat memberikan timbal balik positif kepada instansi. Hal ini tentu akan dapat bermanfaat, contohnya untuk bertukar ilmu di Departemen Bahasa dan Sastra Inggris FIB UNAIR.

    Tidak sampai di sana, Bakdiyatul juga membuat daftar persiapan apa saja yang dapat mengantarkannya menuju konferensi internasional, seperti aktif mengikuti akun media sosial PPI, mencari informasi terkait negara yang dituju, membuat timeline dan anggaran dana, serta mencari sponsor, pendanaan, dan relasi alumni atau dosen yang pernah ke negara tujuan.

    “Bukan cuma itu ya, tapi ada juga persiapan dokumen, seperti paper atau poster untuk dibahas di konferensinya, proposal kegiatan untuk fakultas, dan proposal sponsor untuk sponsor eksternal. Untuk kelengkapan pribadi, butuh juga paspor, VISA, dan asuransi, ” tambahnya.

    Dalam menentukan topik untuk konferensi, ia memberi dua pilihan, yakni memilih paper terlebih dahulu, baru memilih konferensi, atau sebaliknya. Untuk langkah lebih lanjut,  paper dapat dibuat dengan cara brainstorming maupun memodifikasi ide yang pernah digunakan.

    “Jangan lupa untuk membentuk tim yang solid karena banyak yang harus dipersiapkan, banyak persiapan dan tidak malu untuk meminta bantuan, sama jangan lupa untuk strict sama jadwal kalian supaya nggak ada kasus ketinggalan-ketinggalan tiket atau apapun itu, ” rangkum Bakdiyatul.

    Peraih medali perunggu pada kompetisi internasional INTOC Global yang dihelat Alfa Group, Turki, ini memaparkan ceritanya tentang pengalaman mengikuti konferensi internasional ini melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Bahasa dan Sastra Inggris dalam kolaborasinya dengan Opportunity Talks pada Rabu (13/07/2022). Kegiatan ini dilangsungkan secara daring dan diikuti oleh lebih dari 80 audiens.

    Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

    Editor : Nuri Hermawan

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    BRI Branch Office Barabai Selenggarakan...

    Artikel Berikutnya

    KKN ITS Kembangkan Ekonomi Lokal Kopi Tosari...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Mengapa Finlandia dan Denmark Lebih Bahagia Daripada Amerika Serikat
    Hana Rawhiti Maipi-Clarke: Anak Muda yang Mengguncang Parlemen Selandia Baru
    Hendri Kampai: Rapat Kerja dengan Jaksa Agung RI, Komisi III DPR RI Makin Menyala
    Peduli Iingkungan, Panglima TNI Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan di Area Mabes TNI

    Ikuti Kami